Jumat, 25 November 2011

Pelajaran Sang Keledai

Suatu Hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur.
Sementara si petani, sang pemiliknya memikirkan apa yang harus dilakukannya.

Akhirnya, dia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun karena berbahaya. Jadi tidak berguna menolong si keledai. Ia mengajak tetangganya untuk membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.

Ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia meronta-ronta. Tetapi kemudian, ia menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah dituangkan ke dalam sumur, si petani tercengang melihatnya.

Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.

Si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, namun si keledai juga terus mengguncangkan badannya dan kemudian melangkah naik.
Si keledai akhirnya bisa meloncat dari sumur dan melarikan diri.

Apa hikmah dari cerita di atas?
Kehidupan tentu akan selalu menuangkan segala macam persoalan dan masalah.
Cara untuk keluar dari masalah (kesedihan, keterpurukan, kemiskinan) itu adalah dengan mengguncangkan segala macam kotoran dari dalam diri, pikiran, dan hati kita agar dapat melangkah naik dan bangkit menuju keberhasilan.
Jadikan persoalan hidup yang ada merupakan satu batu pijakan untuk
melangkah. Kita dapat keluar dari “sumur” terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah. Penuhilah diri kita dengan pikiran-pikiran optimis dan positif lalu melangkahlah naik.

“Cara untuk menjadi terdepan adalah dengan memulai melangkah.
Jika memulai sekarang, bulan depan anda akan tahu banyak hal yang
sekarang tidak anda ketahui, dan anda tidak akan mengetahui masa
depan jika anda menunggu-nuggu..”
(Willian – Feather)